Thinkcorp Indonesia

Search
Close this search box.

TABLE OF CONTENTS

Cell Average RSSI merupakan salah satu KPI LTE yang perlu diawasi. Cell menerima power yang berlebihan dapat menyebabkan masalah. Jika itu UE, disana ada Power Control untuk mengatur seberapa besar UE boleh memancarkan power untuk berkomunikasi dengan eNB. Namun jika ada perangkat lain yang memancar power di frekuensi sebuah operator, powernya tidak dapat dicontrol oleh eNB, sehingga bisa menyebabkan High RSSI di sisi cell/eNB. Namun high RSSI juga dapat disebabkan oleh internal, seperti halnya hardware error/kerusakan, dan lainnya.

RSSI = Received Signal Strength Indicator, atau seberapa kuat power signal yang diterima. Jika disisi UE, kita juga dapat melihatnya di aplikasi seperti NetVelocity.

NV RSSI
NV RSSI

Cell juga memilikinya, dan itu yang RF optim monitoring. Jika melebihi batas threshold, maka perlu di analisa dan ditemukan penyebabnya karena dapat mengganggu kinerja cell. Biasanya threshold Cell Average RSSI di set di -70dBm, lebih dari itu berarti ada sesuatu yang “salah”. Threshold tidak selalu di -70dBm, angka ini tidak baku, tergantung morfologi area, apakah Dense urban, Urban, Sub urban, dan Rural. Semakin padat morfologi seperti urban misalnya, KPI nya lebih tinggi, karena noise floor juga lebih tinggi.

Bagaimana jika Cell Average RSSI mencapai -50dBm? Beberapa KPI penting ini akan terpengaruh, diantaranya ;

  1. Traffic
  2. Cell DL thp
  3. UL BLER

Sedangkan KPI seperti DL PRB turun tidak terlalu signifikan (sampai 0) dikarenakan user masih terdeteksi camp di cell tersebut, sedangkan RRC_Connected User relatif stabil, user masih ada namun tidak dapat meminta data dari eNB dikarenakan jalur Uplink yang terganggu.

Yang paling fatal adalah traffic, tidak ada pertukaran data antara eNB dan UE dikarenakan kasus Cell Average RSSI yang tinggi ini. Jika ini disebabkan oleh external, maka mungkin hal ini bisa juga disebut dengan jamming frequency. Hal ini sangat merugikan, dikarenakan pasti akan terjadi complaint dari user karena UE tidak dapat melakukan surfing internet atau volte, sedangkan signal terdeteksi dengan baik di perangkat/UE.

Cell RSSI VS RRC Connected User
Cell RSSI VS RRC Connected User

Terlihat ketika RSSI naik dari normal ke sekitar -50dBm, user masih tetap ada di cell tersebut. Namun yang terjadi pada traffic adalah seperti di grafik berikut ini;

Cell RSSI VS Total Traffic
Cell RSSI VS Total Traffic

Traffic akan turun sangat drastis hampir 0, kemungkinan traffic yang masih terdeteksi hanya komunikasi signalling saja dari UE ke eNB.

Jadi KPI ini sangat perlu untuk dimonitoring dan perlu di report setiap hari, karena KPI RSSI ini menandakan ada sesuatu yang salah dengan internal atau external di cell/eNB tersebut.

Misalkan analisanya mengarah karena external interference, biasanya dilakukan pengukuran di lapangan “frequency scanning” dengan spectrum analyzer, di rentan frekuensi yang terdampak, contoh realnya seperti gambar berikut ;

Temuan External Interferer
Temuan External Interferer

Gambar diatas adalah contoh temuan dimana TX (uplink) Band dari Operator “K” menginterferensi RX (Downlink) Operator selular “S”. Perangkat pemancarnya adalah sebuah microwave.

Tentang interferensi yang lebih detail, akan dibahas lebih lanjut pada postingan yang berbeda. Seperti halnya analisis awal (internal / eksternal), hunting source interferensi (jika eksternal), dan upaya pelaporan kepada pihak yang berwenang (Balmon/Balai Monitoring).

Semoga bermanfaat.


Penulis : Sibro
Reviewer : ishakginting

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

YOU MIGHT ALSO ENJOY

FOLLOW US

Facebook
Twitter
LinkedIn
LinkedIn
WhatsApp