Pada postingan sebelumnya, saya mencoba menjelaskan garis besar bagaimana melakukan optimasi spectral efficiency, dapat anda baca di Optimasi DL Spectral Efficiency. Kali ini saya akan mencoba mencantumkan beberapa hal yang mempengaruhi DL Spectral Efficiency (SE) dan throughput di LTE.
SINR (Signal to Interference Plus Noise Ratio)
SINR adalah parameter yang paling mudah di baca, bahkan oleh orang yang awam di telekomunikasi seluler, salah satu aplikasi yang dapat digunakan untuk membaca SINR adalah NetVelocity (baca : Cara Baca Info Netvelocity). Dimana jika nilai SINR buruk, maka DL SE dan throughput otomatis buruk. Banyak hal yang mempengaruhi SINR, diantaranya adalah overlapping coverage (baca : Overlapping dan Overshooting Coverage). Source dan nbr harus memiliki coverage yang proporsional sesuai dengan keadaan sekitar (contour, gedung-gedung, pohon, bukit, dan lainnya). Jika site saling berdekatan, tinggi dan tilting harus disesuaikan berbeda dengan kondisi dimana site saling berjauhan.
PCI Mod3 Interference (mostly TDD)
PCI mod3 interference dapat juga menjadi penyebab buruknya DL SE dan throughput. Source dan Nbr dengan PCI mod3 yang sama memiliki kemungkinan untuk interference, dan hal ini berimbas kepada SINR yang buruk. Kita tahu bahwa di LTE TDD, download dan upload dilakukan di rentang frekuensi yang sama, namun dibedakan oleh waktu. Kemungkinan untuk transmit RS pada waktu yang sama akan terjadi dan dapat menimbulkan interference.
CQI (Channel Quality Indicator)
Seperti namanya, CQI adalah parameter baik atau buruknya signal, dan value CQI nantinya akan digunakan untuk mentukan MCS yang akan diterapkan. Saya sudah pernah membahasnya, baca : Optimasi Spectral Efficiency, Optimasi Low CQI LTE.
BLER (Block Error Rate)
Yang tidak kalah penting adalah BLER. BLER adalah rasio dari banyaknya block data error dibandingkan dengan total block data yang diterima. BLER dibagi menjadi 2 kategori :
- Initial BLER (iBLER). Ketika eNB mengirimkan data ke UE, dan UE tidak dapat membaca data tersebut (tidak dapat di-decode), maka UE akan mengirim HARQ NACK ke eNB dan eNB akan melakukan pengiriman data ulang (yang sama). Disini eNB akan menghitung NACK yang dikirim oleh UE pertama kali sebagai iBLER atau initial BLER.
- Residual BLER (rBLER). rBLER adalah lanjutan dari iBLER, jadi ketika UE mengirimkan NACK ke eNB dan eNB mengirim ulang data ke UE, namun UE masih tidak dapat membaca/men-decode data tersebut, UE akan mengirim kembali NACK ke eNB. Hal ini akan terulang terus, namun ada batasannya. Biasanya NACK ini maksimal disetting di 4 kali, setelah 4 kali pengiriman ulang data namun UE masih tidak dapat membaca data tersebut, maka ini dihitung sebagai rBLER atau residual BLER, lalu eNB akan berhenti melakukan pengiriman ulang datanya.
Tingginya BLER biasanya disebabkan oleh buruknya coverage, downlink interference, ada coverage hole, dan lainnya. Di LTE nilai iBLER yang bagus biasanya <= 10%.
Strategy Load Balancing
Berbicara load balance berarti berbicara kapasitas, dimana kapasitas ini terbatas. Sebuah cell ketika mencapai titik utilisasi tertentu perlu untuk “dibagi” bebannya dengan tetangganya. Penggunaan strategy load balancing mempengaruhi DL SE dan throughput yang dapat user peroleh.
Itulah yang dapat saya bagikan kali ini, jika anda menyukai tulisan ini silakan tinggal pesan di kolom komentar, jika ada salah dalam penulisan atau isi dari tulisan silakan berkomentar juga. Semoga bermanfaat 🙂
Penulis : Sibro
Reviewer : ishakginting
Sumber : ourtechplanet.com, pengalaman, dan lainnya.