BRTI adalah singkatan dari Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia. BRTI menuntut operator telekomunikasi seluler untuk melakukan uji terhadap jaringan selulernya secara berkala dan terus menerus dengan standar-standar KPI yang harus dicapai agar dapat dinyatakan layak beroperasi. Kali ini kita akan mencoba membahas macam-macam test yang perlu dilakukan operator sesuai ketentuan BRTI, diantaranya ;
- Drive Test Mobility. Tes ini (biasa disebut Drive Test) merupakan tes yang umum dilakukan untuk mengukur signal ketika ada pemeliharaan berkala ataupun ketika verifikasi site baru. Adapun jenis tesnya seperti : call test, download test, ping test, sms test, upload test, handover test, dan lain sebagainya. Rute yang ditentukan biasanya dalam kota dan pinggiran kota
- Stasionary Test. Jenis tes nya sama saja dengan drive test mobility, namun dilakukan dalam keadaan diam di satu titik. Biasanya titik yang ditentukan berada di tengah kota, atau di venue yang rame dan vital, seperti sekolah-sekolah, gedung-gedung pemerintahan, pusat bisnis, dan lain sebagainya. Tentunya tujuannya seperti disebutkan di atas yaitu untuk mengukur kelayakan kinerja jaringan operator.
Berikut adalah contoh hasil drive test dari salah satu operator di Indonesia dengan menggunakan aplikasi drive test mobile (android) “NetVelocity”,
Berikut adalah hasil test speedtest menggunakan aplikasi NetVelocity,
Metode tes Download disini adalah download file-file kecil dengan batasan attempt beberapa kali atau sepanjang rute yang dilewati dengan kecepatan 30-40km/jam. Tujuannya untuk melihat seberapa besar kecepatan yang dapat diperoleh dan seberapa attempt download yang sukses untuk di eksekusi. Script akan secara otomatis membuat smartphone untuk melakukan download di server dan mengakhirinya kemudian menempatkan smartphone pada masa idle (tidak melakukan aktifitas apapun), lalu setelah beberapa detik, smartphone kembali melakukan download.
Kemudian tes call juga sama, yaitu melakukan attempt/call ke nomor yang sudah ditentukan dengan waktu angkat 1 menit, dan waktu tutup 10 detik misalnya. Smartphone akan terus melakukan call dan mengakhirinya sendiri (Script tes berjalan) sampai attempt atau rute yang ditentukan telah terpenuhi. Sehingga data dapat diolah dan dapat diketahui Call Setup Success Rate (CSSR), Call Completion Success Rate (CCSR), Call Drop Rate (CDR), MOS (Mean Opinion Score), dan KPI lainnya.
Tes Ping juga sama, smartphone akan melakukan ping test ke server yang telah ditentukan, sehingga dapat diketahui, rata-rata latency nya. Tes SMS juga dilakukan dengan cara yang sama, yaitu smartphone mengirimkan SMS ke nomer yang sudah ditentukan dan nantinya akan dihitung/diperoleh nilai SMS yang diterima kurang dari 1 menit, dan lebih dari 1 menit, dan seberapa banyak SMS yang dikirimkan, dibandingkan dengan seberapa banyak SMS yang diterima.
Setelah drive test dilakukan menggunakan aplikasi tersebut (NetVelocity), data kemudian diolah dengan menggunakan aplikasi “Foresight” untuk mendapatkan report-report berisi KPI-KPI yang ditentukan sebelumnya oleh BRTI. Jika KPI-KPI telah memenuhi ketentuan BRTI, maka dapat dikatakan jaringan operator tersebut layak untuk dijalankan.
Test-test diatas adalah test dari salah satu operator seluler di Indonesia, operator lain mungkin saja berbeda dalam hal aplikasi dan alat-alat yang digunakan, namun tujuan dan jenis test-nya tetap sama.
Semoga bermanfaat.
Penulis : Sibro
Reviewer : ishakginting
Sumber : Pengalaman
Join Telegram Channel ThinkCorp